Minggu, 07 Desember 2014

call me, Alfi



Call Me, Alfi
                Kala sang surya tersenyum menyejukkan, aku dan Umi memasuki wilayah, wajib berjilbab! Suasana disana membuatku merasa damai, ya! Suasana yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Kota santri, begitu kata orang-orang di sekitarku, membuatku ingin merasakan kehidupan di sebuah pondok pesantren yang modern tapi berakhlak mulia, mengesankan. Hari ini pendaftaran gelombang pertama di buka, sudah ratusan calon pelajar mengantri dari pagi hari begitu juga denganku, “Nur Alfiatul Ilmiah!” sontak aku terkejut ketika namaku disebut, aku berdiri   “Nur Alfiatul Ilmiah!!!” namaku disebut lagi “Aduh, ya ya ya.. tergesa-gesa banget?” ungkapku, Umi hanya tersenyum melihat tingkahku. Aku segera naik ke atas panggung, menerima formulir calon pelajar dan mengisinya bersama Umi.
              Aku dan Umi sempat berdebat soal nama panggilanku “Umi nama panggilanku di ganti, ya?” tanyaku “Diganti siapa?” Umi balik bertanya “Bagaimana kalau diganti ilmiah?” pintaku “Kedengarannya aneh, Nur seperti biasanya aja?!” kata Umi “Kuno, Umi!” rengekku “Nah, bagaimana kalau Alfi?” tanyaku “Seperti nama anak laki-laki?” Tanya Umi “Itukan Alfin?” ujarku “Oh, begitu… ya sudah, kamu di panggil Alfi ya ? cepat tulis, nanti dapat urutan terakhir lho!” kata Umi “Iya Umi” aku menurut. Begitulah, keakrabanku dengan Umi, aku sangat sayang pada Umi.
            Hari masih berlanjut, setelah Umi membantuku menata peralatan dan membeli beberapa keperluan, beliau pulang ke Malang, tempat asalku. Aku merasakan sedih yang amat mendalam, beberapa kali aku menyeka air mata yang membasahi kedua pipiku hingga mataku membengkak, dengan siapa aku disini? Sendiri? Bahkan, aku tidak mengenali siapapun disini, tak seorangpun tapi, rata-rata semua calon pelajar disini menangis saat orang tua mereka pulang, seakan-akan mereka takut akan kehilangan sosok kasih sayang dalam diri orang tua mereka, Umi memelukku erat-erat dan berkata “Sampaikan cita-citamu dengan do’a yang engkau lontarkan lewat mulut yang telah Dia ciptakan untukmu supaya engkau dapat meminta pertolongan padanya, sampaikan juga salam Umi pada-Nya, terimakasih telah diciptakannya sesosok buah hati yang kelak membuatku bahagia di dunia dan akhirat” do’a Umi yang membuatku terus menerus mengeluarkan butir-butir air mata antara sedih dan bahagia.
              Hari kedua, adalah hari tes lisan, ded-degan rasanya. Bagaimana kalau nanti aku nggak bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan? Duh, semoga bisa.. Amin. Do’aku terkabul, aku lolos dengan nilai sedang, aku bersyukur karena yang ditanyakan ternyata adalah kegiatan-kegiatan di rumah dan pelajaran Ibadah Amalia yaitu pelajaran yang mempelajari tentang bagaimana cara berwudhu, sholat, tayamum, mandi, bahkan hal-hal yang bersifat pribadi. Aku beruntung, karena sewaktu aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama juga diajarkan pelajaran Ibadah Amalia. Hari ketiga, merupakan peristiwa paling bersejarah dalam ingatan memoriku, bagaimana tidak? Di hari ini, adalah tes ujian tulis Bahasa Arab, pelajaran yang belum pernah di ajarkan sebelumnya saat aku duduk di bangku SMP. Saat itu, aku duduk di bangku urutan depan guru atau yang sering disebut ustadzah sebutan untuk guru perempuan, sebelumnya beliau menerangkan bagaimana cara menjawab soal ujian tersebut, tapi bagi aku yang baru mengenal Bahasa Arab hanya mengangguk-anggukkan kepala walaupun aku tak mengerti apa yang di ucapkan ustadzah  itu sebagian dari calon pelajar juga begitu, he he he. Saat ujian berlangsungpun, aku hanya menjawab sebisaku seperti pertanyaan, man ismuki? (siapa namamu?) aku menjawab huruf hijaiyyah yaitu huruf ba’ dan tsa. Benar-benar tidak dapat di artikan.
           Setelah pengumuman penerimaan pelajar, banyak siswi-siswi yang melompat-lompat kegirangan, ada juga yang bersujud syukur, dan ada juga yang menangis tersedu-sedu karena tidak diterima, sedangkan aku diterima tapi aku justru merasa takut karena perjuanganku dalam  mewujudkan cita-citaku dan Umi, semakin berat dan pastinya membutuhkan tekad dan perjuangan yang berat.
             Umi senang  sekali ketika aku kabarkan bahwa aku lulus terdengar suara isak tangis Umi begitu juga denganku, berbaur jadi satu dan yang tak kalah hebohnya adalah Abi beliau berkali-kali mengucap kalimat takbir Allahu Akbar!!!, suara kedua orang tuaku yang telah melahirkan aku ke dunia ini begitu membuatku ingin pulang.
            Aku yang berarti anak tunggal dari keluarga itu, saat menelepon kedua orang tua itu, tangisku pecah dan kala itu juga ada sepasang tangan yang menyentuh pundakku, Umi aku kembali terisak di bangku taman sepasang tangan itu tetap menyentuh pundakku, “Limadza anti, yaa ukhti?(kenapa engkau wahai saudaraku?)” suara lembut yang tak kukenal, aku hanya menatapnya karena aku tak mengerti apa yang ia ucapkan, mungkin dia mengerti aku, “Kamu kenapa?” tanyanya “Aku hanya rindu orang tuaku” jawabku “Aku juga” balasnya. Aku  menatapnya sesaat kuusap butir air mataku dan menenangkan pikiranku sejenak, “Namamu siapa?” tanyanya “Nur Alfiatul Ilmiah panggil saja Alfi, kalau kamu?” tanyaku kemudian “Kalau aku Farida Afhani panggil saja Fhani” jawabnya. “Oh iya ?! kamu kan tadi bisa Bahasa Arab ya? Ajari aku, dong ?!” pintaku “Aku cuma bisa sedikit aja kok, kalau kamu mau aku bisa ajarkan sedikit-sedikit” ucapnya “Iya aku mau, daripada nggak bisa sama sekali?” gurauku, kami tertawa.
          Sedikit-sedikit aku bisa melupakan kesedihanku dan aku senang mendapat teman baru yang baik dan pintar “Fhani, kamu tinggal di rayon apa dan nomor berapa?” tanyaku “Iskandaria nomor 9, kalau ukhti?” tanyanya balik “Ooh, kita di rayon yang sama tapi aku di kamar nomor 9, kita sama!.” ucapku “Kelas?”tanyanya “Kelas X B” jawabku “Wah, kita sama!!!” teriaknya girang, aku terkejut ternyata, dia cukup agresif padahal sesaat tadi pandangannya begitu lembut. “Fhan, ke kamar, yuk!! Sudah mau adzan maghrib” ajakku “Yuk!!, mari…” jawabnya. Hari ini, aku telah beradaptasi tanpa pelukan Umi dan Abi, terimakasih Ya Allah, terimakasih Umi, terimakasih Abi, dan terimakasih Fhani.
          Keesokan harinya, aku dan Fhani telah resmi menjadi siswi sekaligus santriwati di pondok pesantren itu, “Al, mandi yuk?!” ajakan Fhani pagi itu benar-benar membuatku kaget “Haa!!! Mandi bareng??” pekikku. “Maksud aku, berangkat mandi bareng tapi mandinya sendiri-sendiri..”  jelas Fhani “Ooh, kalau begitu, ayo!!” ajakku. Setibanya, di kamar mandi aku lebih terkejut dibandingkan ketika aku diajak mandi bareng Fhani ternyata………. Mandinya pakai antri, bayangkan antrinya sampai 5 santriwati atau bahkan lebih. Ckckckck, terlaluu.
         Kami berdua, berlari-lari seperti ada yang mengejar karena hari ini adalah hari pertama masuk kelas, tidak boleh dilewatkan. “Huuh, percuma mandi kalau keringetan lagi!” sesalku “Nggak apa-apa, anggap aja ini olahraga setelah mandi?!” ucap Fhani “Luntur dech bedakku!” ujarku, Fhani hanya tersenyum dan mendesah, untung tidak telat. “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, santiwati-santriwatiku yang kami banggakan. Dalam acara Opening Class for New Student kali ini, saya selaku pengurus Pondok Pesantren Putri Al-Amanah, mengucapkan terimakasih karena saudari-saudari sudah mempercayakan kami untuk mendidik kalian kejenjang yang lebih tinggi yaitu tingkat Sekolah Menengah Atas, singkat kata. Hari ini, kami mengucapkan SELAMAT DATANG DI PONPES AL-AMANAH!” sambutan dari pengurus pondok pesantren itu diakhiri suara teriakan dan tepuk tangan yang meriah. “Untung hari pertama libur, jadi bisa nyantai-nyantai dulu” ucap Fhani “He’eh” jawabku.
         Aku akhirnya merebahkan diri di kamar, “Lumayan, hari pertama sudah berolahraga” ucap Fhani. “Capek tahu!” tentangku, kupukul lengannya “Aduch.. ttaahhuuuuuu” teriaknya “ Fhan, hari ini kan libur gimana kalau kita tidur pagi?” usulku “haa.. usul yang bagus!” ucapnya. Hmmp….. huft, aku menarik napas panjang dan memejamkan mata, saat mata baru saja terpejam “Banguuuuun!!!! Kerja bakti, nih.” teriak Rena “Renaaa!!!! Bisa lembut sedikit kan ?” teriak Fhani, mata dan wajahnya memerah baru kali ini aku melihat orang marah sampai seperti itu, menyeramkan.
       “Duh, sial banget nasib kita? Masa disuruh bersih-bersih kamar mandi?!” keluh Rena “Salah siapa tadi yang semangat banget nyuruh kerja bakti?” sindirku. Seketika, wajah Fhani berubah merah lagi dan aku langsung mencairkan suasana yang mulai hangat itu “Apa salahnya bersih-bersih kamar mandi, toh hitung-hitung sedekah” ucapku dan menarik tangan Fhani untuk segera membersihkan kamar mandi “Ren, ayo!” ajakku, Rena segera sadar dari lamunannya dan meminta teman-teman sekamar untuk membersihkan kamar mandi “Ketua kamar yang aneh” ucap Fhani “Mungkin dibalik sifat anehnya, ada sifat baiknya” ucapku “Iya, itu sifat baiknya, bicara keras dengan pengeras suara” ucap Fhani kesal, aku hanya tertawa cekikikan. Memang, saat Rena membangunkan kami dia menggunakan pengeras suara sementara Fhani gampang sekali terkejut, pengeras suara itu di pondok biasa disebut Mukabbirotu Ash-Shouti.
         Sore harinya, aku mengajak Fhani ke taman samping dapur, aku lebih senang duduk di situ dibandingkan di tempat lain. Karena, aku suka pemandangan yang tampak dari sini karena tempatnya tinggi dan juga kolam ikan yang berisi ikan yang indah dan besar-besar. Fhina takjub, “dimana kamu menemukan tempat ini?” tanyanya “Saat Umi akan pulang, aku berjalan-jalan dan menemukan tempat ini” ucapku, tak terasa air mataku menetes satu-satu “Maaf” ucapku lagi “Aku yang minta maaf karena sudah menanyakannya sama kamu, tapi siapa yang duduk di bangku sebelah sana itu? Apa ada satu santri laki-laki di sini?” Tanya Fhani “Nggak tahu, paling Cuma anak desa sebelah yang lagi numpang duduk dan baca buku di sini” ucapku tak peduli, Fhani pun tidak mempermasalahkan itu.
          Aku dan Fhani, akhirnya larut dalam perasaan yang damai. Aku membiarkan pikiranku melayang jauh, menerawang menembus angin, melepaskan pundi-pundi rindu yang tependam  mengingatkanku pada sosok Umi.
                         Tuhan… maafkan diri ini
                        Tak pernah bisa menjauh dari
                        Dari angan tentang…nya
                        Namun apalah daya ini
                        Bila ternyata sesungguhnya
                        Aku terlalu cinta…… dia
          Syair lagu yang tiba-tiba mengalun di hatiku, entah mengapa saat pendendang lagu ini aku selalu menghayatinya, membuatu damai, senang, agresif, atau bahkan sedih seperti sekarang ini,Rossa. Mendengar namanya saja membuatku bergetar, ehh… kok malah bahas ini ya?. Kulirik Fhani masih bergelut dengan angannya, aku enggan hendak membuyarkan angannya.
          Akhirnya, aku mencari kesibukan ohh… aku ingat, cowok misterius tadi kemana ya? Oh, ternyata dia sedang memandangi sesuatu, tapi apa ya? Jadi penasaran, aku melirik penuh selidik sedang apa dia? Tiba-tiba “Alfi, masih melamun?” tanyanya “Wueh?? Aku tuh nungguin kamu dari tadi?” bantahku “Oh, memang aku tadi melamunkan banyak hal, kamu tadi lihat apa sih? Kok, dari  tadi menoleh ke belakang terus?!” Tanya Fhani menyelidik, segera aku berdiri untuk menutupi apa yang ada di belakang karena di belakang tempat duduk itu, ada cowok. “Eh, kamu kenapa, Al? Aku kan mau lihat apa yang ada di belakang” ungkap Fhani, dia berdiri dan melangkah bergerak ke belakangku “Eh, Fhan… ke sana saja!” ucapku ketika dia masih berdiri di depanku, “Nggak mau” tolaknya, mati aku. Tapi, setelah aku balikkan tubuhku cowok tadi telah menghilang. Hii… seram “Fhan, ke kamar yuk?” ajakku “Wah, amazing, Al sini deh!” ajaknya, aku menghampirinya “Ya Allah, Subhanallah…” ucapku. 


bersambung....
nantikan kisah Alfi selanjutnya....

Rabu, 05 November 2014

sanggar kegiatan belajar(SKB) cerme- gresik



        BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cerme merupakan salah satu wadah dari pendidikan masyarakat yang merupakan lembaga dari Pendidikan Luar Sekolah atau Pendidikan Non Formal. SKB didirikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan non formal. SKB juga merupakan salah satu solusi bagi masyarakat baik dari usia dini sampai dewasa yang tidak memiliki kesempatan mengenyam pendidikan di jalur formal.
Saat ini banyaknya masyarakat yang belum memiliki keterampilan mengakibatkan terbelakangnya suatu kelompok masyarakat di daerah tertentu sehingga hadirnya UPT SKB Cerme ini merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masyarakat. UPT SKB Cerme ini melaksanakan kegiatan belajar pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah raga, baik untuk sumber belajar, penyelenggara program maupun untuk warga belajar/masyarakat.
Dalam UPT SKB Cerme ini masyarakat melaksanakan pembelajaran di dalam kelas dengan mengelompokkan sesuai usia serta lulusan. Adapun program kursus dari UPT SKB Cerme, seperti kursus menjahit dan komputer.

A.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana gambaran umum UPT SKB Cerme?
2.      Apa teori dasar yang dipakai oleh UPT SKB Cerme?
3.      Bagaimana perencanaan program dari pembelajaran UPT SKB Cerme?
4.      Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di UPT SKB Cerme?
5.      Apa yang dihasilkan oleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran tersebut?
6.      Dampak apa yang timbul setelah pesrta didik mengikuti pembelajaran?
7.      Faktor apa yang mempengaruhi pembelajaran peserta didik dan pengajaran pendidik baik internal maupun eksternal?
8.      Bagimana karakteristik warga belajar di UPT SKB Cerme?
9.      Sumber belajar apa yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran?
10.  paguyupan belajar apa saja yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran?
11.  siapa saja pamong belajar di UPT SKB Cerme?
12.  bagaimana kondisi tempat belajar peserta didik di UPT SKB Cerme?
13.  sarana belajar apa sajakah yang digunakan untuk menunjang proses belajar peserta didik?
14.  Berapa dana belajar yang harus dikeluarkan oleh orang tua peserta didik untuk memenuhi segala apa yang diperlukan anaknya dalam proses pembelajaran di UPT SKB Cerme?
15.  program kegiatan belajar apa saja yang digunakan untuk mempermudah pemahaman pembelajaran bagi peserta didik?
16.  Apa hasil belajar yang didapatkan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran di UPT SKB Cerme.

B.     Tujuan Penulisan
1.      Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Masyarakat.
2.      Sebagai laporan hasil observasi UPT SKB.
3.      Menjelaskan secara umum tentang UPT SKB Cerme.
4.      Menjelaskan perencanaan program dari pembelajaran UPT SKB Cerme.
5.      Menjelaskan pelaksanaan pembelajaran di UPT SKB Cerme.
6.      Menjelaskan Dampak yang timbul setelah pesrta didik mengikuti pembelajaran.
7.      Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi pembelajaran peserta didik dan pengajaran pendidik baik internal maupun eksternal.
8.      Menjelaskan karakteristik warga belajar di UPT SKB Cerme.
9.      Menjelaskan ragi belajar yang digunakan untuk memberi semangat sebelum pembelajaran dimulai.
10.  Menjelaskan Sumber belajar yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran.
11.  Menjelaskan pamong belajar di UPT SKB Cerme.
12.  Menjelaskan kondisi tempat belajar peserta didik di UPT SKB Cerme.
13.  Menjelaskan sarana belajar yang digunakan untuk menunjang proses belajar peserta didik.
14.  Menjelaskan dana belajar yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk memenuhi segala apa yang diperlukan dalam proses pembelajaran di UPT SKB Cerme.
15.  Menjelaskan program kegiatan belajar yang digunakan untuk mempermudah pemahaman pembelajaran bagi peserta didik.
16.  Menjelaskan hasil belajar yang didapatkan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran di UPT SKB Cerme.
C.    Manfaat Penulisan
1.      Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Masyarakat.
2.      Sebagai laporan hasil observasi UPT SKB.
3.      Sebagai salah satu sumber belajar tentang UPT SKB.
4.      Mengenalkan berbagai kegiatan UPT SKB.
5.      Mengidentifikasi segala kebutuhan yang digunakan dalam pembelajaran di UPT SKB.
6.      Berbagi pengetahuan bagi sesama manusia.
7.      Berbagi informasi sesama mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah.
















BAB II
PEMBAHASAN
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) adalah garda terdepan dalam pelaksanaan implementasi pengembangan model PNFI, SKB lah yang menemukan hal-hal baru, permasalahan baru dan menyelesaikan permasalahan model tersebut sesuai dengan kearifan lokal di daerahnya. SKB merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok dan fungsi, diantaranya adalah (1)Pembangkitan & penumbuhan kemauan belajar masyarakat dalam rangka terciptanya masyarakat gemar belajar, (2)Pembuatan percontohan berbagai program pendidikan nonformal dan informal, (3)Pengendalian mutu pelaksanaan program pendidikan nonformal dan informal, (4)Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi pelaksana pendidikan nonformal dan informal, (5) Penyediaan sarana dan fasilitas belajar, (6)Pengintegrasian dan pensinkronisasian kegiatan sektoral dalam bidang pendidikan nonformal dan informal.
Visi :
Tersedianya pendidikan bermutu untuk semua dan berkelanjutan yang dapat melahirkan generasi agamis dan berkehidupan yang berkualitas.
Misi :
1.      Mewujudkan program PAUDNI yang bermutu sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik untuk program pembelajaran yang berorientasi akademik maupun kecakapan hidup.
2.      Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan PAUDNI.
3.      Mewujudkan program PAUDNI yang berorientasi pada penyiapan tenaga terampil yang agamis, mandiri, bertanggung jawab dan berakhlak mulia.
4.      Mewujudkan program percontohan sesuai dengan potensi daerah.
Tujuan :
1.      Melayani berbagai jenis dan satuan pendidikan kepada masyarakat yang belum terlayani melalui pendidikan formal.
2.      Menjadikan SKB Cerme Gresik sebagai lembaga penyelenggara program PAUDNI, pendidikan kesetaraan, olahraga dan pramuka yang bermutu.


TUPOKSI SESUAI PERATURAN BUPATI NO.61 TAHUN 2008
Tugas : melaksanakan sebagai tugas Dinas Pendidikan dalam peningkatan kualitas sumeber daya manusia dibidang pendidikan non formal, dengan 7 fungsi ;
1.      Pelaksanaan penyusunan program dan sanggar kegiatan belajar.
2.      Penyelenggaraan pengelola dan pemberdayaan sanggar kegiatan belajar.
3.      Pelaksanaan pelayanan surat menyurat, ketatausahaan dan kearsipan.
4.      Pengembangan kapasitas dan kualitas kegiatan belajar.
5.      Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan pengembangan sistem pembelajaran.
6.      Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pengelolaan Sanggar Kegiatan Belajar.
Sejarah Berdirinya UPT SKB Cerme Gresik.
Pada awal berdirinya tahun 1975 UPT Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cerme Kabupaten Gresik dengan nama Pusat Latihan Pendidikan Masyarakat (PLPM), berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI No.079/0/1975, dengan tugas pokok melaksanakan kursus dan pelatihan pendidikan kejujuran bagi masyarakat dan menempati sebuah bangunan darurat sebagai kantor atau tempat operasional kegiatan dengan fasilitas ataupun sarana yang sangat terbatas.
Tahun 1978 berdasarkan surat keputusan mendikbud RI No.0206/01978, PLPM dirubah menjadi Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cerme, dan menjadi Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olahraga (PLSPO), struktur organisasinya terdiri dari : Kepala SKB, Urusan Tata Usaha, Subsi Program dan Subsi Sarana, dengan tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pelatihan untuk tutor, sumber belajar dan instruktur pendidikan luar sekolah pemuda dan olahraga.
Awal tahun 1988, gedung SKB Cerme mulai dibangun oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, dan pada akhir tahun 1989 SKB Cerme mulai menempati gedung baru dengan fasilitas / sarana yang lebih lengkap, sehingga saat ini (tahun 2014) gedung SKB Cerme memasuki usia 25 tahun atau seperempat abad. Pada awal menempati gedung baru itu terbitlah surat keputusan Mendikbud RI No.036/0/1989 yang membawa perubahan mendasar bagi SKB yaitu tentang struktur organisasi dan tupoksi. Berdasarkan keputusan Mendikbud tersebut struktur organisasi SKB terdidi dari : Kepala SKB, Urusan Tata Usaha dan Tenaga Fungsional (pamong belajar) dengan tupoksi : melaksanakan kegiatan belajar luar sekolah, pemuda dan olah raga, baik untuk sumber belajar, penyelenggara program maupun untuk warga belajar / masyarakat.
Tahun 1997 keluar surat keputusan Mendikbud RI No.023/0/01997 merubah kembali tupoksi SKB menjadi pempuatan percontohan dan pengendalian mutu program pendidikan luar sekolah, pemuda dan olah raga, sedangkan struktur organisasinya tidak mengalami perubahan, namun nama SKB Cerme diganti menjadi SKB Gresik.
Setelah menjadi UPT Pusat / Diktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olah raga (PLSPO) selama 22 tahun (1978 S/D 2000), maka sering dengan diberlakukannya Otonomi Daerah berdasarkan Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah maka sesuai keputusan Bupati Gresik No.06 tahun 2001 tanggal 22 Januari tentang penjabaran tupoksi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan maka SKB Cermi Gresik beralih menjadi UPT Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik dengan tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas pendidikan dalam bidang pendidikan luar sekolah, sedangkan struktutr organisasinya tidak mengalami perubahan. Selanjutnya berdasarkan peraturan Bupati Gresik No.61 tahun 2008 tentang pembentukan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Daerah di Kabupaten Gresik maka SKB Cerme Gresik kembali dikukuhkan menjadi UPT Dinas Pendidikan dengan nama UPT SKB Cerme Gresik, dengan tugas pokok melaksanakan sebagai tugas Dinas Pendidikan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan non formal, dan dengan adanya 7 fungsi yaitu :
1.      Pelaksanaan penyusunan program dan Sanggar Kegiatan Belajar.
2.      Penyelenggaraan pengelolaan dan pemberdayaan Sanggar Kegiatan Belajar.
3.      Pelaksanaan pelayanan surat menyurat, ketausahaan dan kearsipaniatan belajar.
4.      Pengembangan kapasitas dan kualitas kegiatan belajar.
5.      Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan pengembangan sistem pembelajaran.
6.      Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pengelolaan Sanggar Kegiatan Belajar.
7.      Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya.
Struktur organisasi SKB tidak mengalami perubahan / tetap sesuai Keputusan Mendikbud RI No.036/0/1989, namun untuk tata usaha mengalami peningkatan eselon dari eselon 5 menjadi eselon 4 b.


STRUKTUR ORGANISASI UPT SKB CERME GRESIK :
 







Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia atau ketenagaan terdiri dari PNS dan non PNS / tenaga honorer. Tenaga PNS banyak 13 orang, sedangkan yang non PNS 19 orang. Tenaga non PNS / honorer seluruhnya dibiayai/digaji oleh UPT SKB Gresik. Kualifikasi pendidikan tenaga PNS dan honorer cukup bervariasi sehingga menjadi potensi yang dapat dikelola atau dimanfaatkan untuk peningkatan produktifitas SKB Gresik. Data tentang kualifikasi pendidikan sumber daya manusia dan jabatan, baik PNS maupun honorer tampak pada tabel berikut;
Kualifikasi Pendidikan SDM
No
Kualisifikasi pendidikan
Jumlah
Jabatan
Ket
1
Magister manajemen
1 orang
Kepala

2
Magister PLS
1 orang
Pamong Belajar

3
Sarjana PLS
2 orang
Pamong Belajar

4
Sarjana PAI
1 orang
Pamong Belajar

5
Sarjana Adm.Pendidikan
1 orang
2 Ka.Tu

6
Sarjana Ilmu Administrasi
1 orang
Staf TU/Perpus

7
Sarjana B.Indonesia
1 orang
1 orang Pamong Belajar

8
Sarjana PKN
2 orang
1 orang Pamong Belajar
1 Tutor

9
Sarjana PAUD
1 orang
Tutor

10
Sarjana B.Inggris
2 orang
Tutor

11
Sarjana Matematika
3 orang
Tutor

12
Sarjana Fisika
1 orang
Tutor

13
Sarjana Biologi
1 orang
Tutor

14
Sarjana Sejarah
1 orang
Tutor

15
Sarjana Ekonomi
2 orang
Tutor

16
Sarjana KTP
1 orang
Tutor

17
Sarjana Komputer
1 orang
Tutor

18
Sarjan Olah raga
2 orang
Tutor

19
D2 PGTK
1 orang
Tutor

20
SPG TK
1 orang
Tutor

21
SMEA Akutansi
1 orang
Staf TU/Bendahara

22
SMEA Tata Niaga
1 orang
Staf TU/Persuratan

23
SMP
3 orang
2 orang Penjaga malam
1orang tenaga kebersihan


Jumlah
32 orang




Srana dan Prasarana.
Sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran yang dimiliki UPT SKB Gresik tidak hanya untuk program PAUDNI, tetapi juga untuk program pendidikan kesetaraan, pembinaan pramuka dan olah raga. Secara umum sarana dan prasarana dimaksud adalah sebagai berikut :
1.      Ruang kelas PAUD 4 ruang.
2.      Ruang kelas pendidikan kesetaraan 4 ruang.
3.      Meja dan kursi belajar pendidikan kesetaraan 86 set.
4.      APE PAUD (APE luar 6 jenis, APE dalam 58 jenis).
5.      Buku paket / modul paket B KTSP bidang studi UNPK?UNAS masing-masing, kelas 26 set.
6.      Sarana keterampilan menjahit pakaian yaitu mesin jahit dan mesin obras masing-masing sebanyak 8 dan 2 buah.
7.      Lab komputer didukung oleh 10 unit komputer.
8.      Lab IPA dan Matematika.
9.      Keterampilan Las listrik didukung oleh peralatan terdiri dari travo 1 unit, pemotong besi unit, gerinda 1 bulan.
10.  LCD dan Layar / Monitor masing-masing 2 buah.
11.  Sound System 1 unit.
12.  Mobil TBM Keliling 1 unit.
13.  Buku perpustakaan / TBM 124 judul.
14.  Ruang keterampilan menjahit, keterampilan komputer ruang perpustakaan / TBM masing-masing 1 ruang.
15.  Gedung serba guna 1 buah.
16.  Sarana olah raga terdiri lapangan sepak bola, lapangan bulu tangkis 2 buah dan meja pingpong 1 buah.
17.  Mushollah 1buah.
18.  Tenda pramuka 4 buah.
19.  Jaringan internet speedy / Wifi.
20.  Listrik 13 ribu Wat.
21.  Sumber air bersih dari PDAM dan Sumur.
Pelaksanaan Pembelajaran di UPT SKB Cerme
Pelaksanaan pembelajaran di SKB Cerme ini bervariasi, secara teknis pelaksanaan di program paket B dilaksanakan pukul 07.00-12.00 dari hari senin-sabtu, kemudian paket C dilaksanakan seusai pembelajaran paket B dilaksanakan yaitu sekitar pukul 13.00-17.00. sedangkan untuk program      KF dilaksanakan menyesuaikan waktu luang dari peserta didik, kemudian program KF sendiri itu merupakan program tahunan yang dilaksanakan dalam 1 tahun hanya ada pembelajaran selama 3 bulan. Kemudian program taman bermain dilaksanakan mulai pukul 07.00-09.00 setiap hari senin-sabtu.
Hasil pembelajaran
Setelah pembelajaran program KF dilaksanakan, masyarakat setempat yang mengikuti pembelajaran mampu menguasai teknik dasar membaca, menulis dan berhitung. Setelah program dilaksanakan pamong belajar mengadakan kontrol setiap beberapa bulan sekali untuk menilai peserta didik yang sudah mengikuti program KF tersebut.
Kemudian hasil belajar dari paket B yaitu siswa mampu memahami materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang sedang diterapkan. Dan untuk hasil pembelajaran paket C sendiri siswa mampu bekerja sesuai dengan bidang yang dikuasai.
Faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik
1.      Faktor internal
-          kemauan individu untuk tetap belajar walaupun di jalur non formal
-          adanya rasa kebutuhan untuk belajar
2.      Faktor eksternal
-          Perkembangan teknologi yang menuntut individu untuk tetap belajar
-          Dorongan dari orang tua
-          Tuntutan untuk mencari pekerjaan yang harus mempunyai ijazah minimal SMA.

           
Program yang dilaksanakan di SKB Cerme Gresik Tahun 2013.
Sesuai dengan dukungan sarana dan prasarana yang di miliki, serta sumber daya manusia yang ada maka program yang dilaksanakan di UPT SKB Gresik tidak terbatas pada program PAUDNI, akan tetapi juga program pendidikan kesetaraan, kepramukaan dan olah raga. UPT SKB Gresik menggunakan istilah program PAUDNI plus. Berikut bidang / jenis dan satuan program PAUDNI Plus yang dilaksanakan tahun 2013.

Program PAUDNI Plus
di UPT SKB Cerme Gresik Tahun 2013
No.
Bidang/Jenis Program
Satuan Program
Jumlah Peserta Didik
Lokasi Program
1
2
3
4
5
1
PAUD
1.      Kelompok Bermain
2.      Taman Kanak-Kanak
30 orang

20 orang
Kampus SKB

Kampus SKB
2
Dikmas
1.      Keangsaraan Funsional Dasar
2.      Keaksaraan Fungsional Lanjutan/KUM
70 orang

70 orang
Kec.Benjeng

Kec.Menganti
3
Kursus dan Pelatihan
1.      Desa Vokasi Budi Daya Kerang Hijau
2.      Kursus Pendidik PAUD
3.      Coacing Pendidik PAUD
4.      Kursus Saka Widya Bakti
30 orang


21 orang

20 orang

25 orang
Kec.U.Pangkah


Kampus SKB

Kampus SKB

Kampus SKB

4
Pendidikan Kestaraan
1.      Paket B
2.      Paket C
75 orang
105 orang
Kampus SKB
Kampus SKB
5
Olah raga
1.      Pembinaan Bulu Tangkis Usia SD-SMP
2.      Pembinaan Sepak Bola Pemula (Usia SD-SMP)
18 orang


28 orang
Gedung/Lapangan SKB

Lapangan SKB
6
Pembinaan Pramuka
1.      Persami Gudep UPT SKB Cerme
2.      Kemah Pramuka Kwaran Cerme
68 orang


20 orang
Kampus SKB


Lapangan SKB

Jumlah Program
14




























BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
SKB Cerme adalah sebuah lembaga non formal yang menjadi alternatif pendidikan formal melayani berbagai jenis satuan pendidikan kepada masyarakat yang belum terlayani melalui pendidikan formal

SKB Cerme melaksanakan sebagian tugas Dinas Pendidikan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan non formal

Perencanaan program dilakukan dengan terstruktur mulai dari identifikasi kebutuhan, perumusan tujuan, kurikulum, evaluasi, dan sumber belajar.

SKB Cerme ingin menjadi lembaga penyelenggara program PAUDNI, pendidikan kesetaraan, olahraga, dan pramuka yang bermutu.

Hasil pembelajaran mencakup semua domain pendidikan, yakni kognitif, afektif, psikomotorik, dan psikologis.

SKB Cerme juga berharap agar dapat menyediakan pendidikan bermutu untuk semua dan berkelanjutan yang dapat melahirkan generasi agamis dan berkehidupan yang berkualitas.

B.  Saran
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang menentukan kehidupan di masa yang akan datang. Jika memang situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk mengikuti pendidikan di jalur formal maka gunakanlah hak memperoleh pendidikan di jalur formal, yang salah satunya dengan menempuh pendidikan kesetaraan.
Belajarlah sepanjang hayat, seperti kata pepatah “tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”.
Jangan berhenti untuk beljar, karena belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dan denga siapa saja.